Jumat, 27 November 2009

SOSIALISME-ISLAM

Wacana Sosialisme Islam/Islam Kiri / Kiri Islam mulai hadir pada tahun 1981 di Mesir, dibawa oleh Dr. Hasan Hanafi, seorang Doktor muda yang mengajar di Fakultas Sastra Universitas Kairo dengan Jurnal Madha Ya’ni Al-Yasar Al-Islami. Jurnal yang beliau susun kemudian mulai mendunia, tapi terhambat oleh masalah dana. Pada tahun 1988, Kazuo Shimogaki, seorang pemerhati Timur Tengah dari Institute of Middle East Studies International University Jepang membuat buku yang mengkritisi jurnal ini yang kemudian dialihbahasakan ke Bahasa Indonesia pada tahun 1993.
Tetapi sebenarnya pergolakan wacana Sosialisme Islam sudah terlebih dulu hadir di Indonesia, Neqara dengan jumlah muslim terbesar di dunia. Menurut "Buku putih" (G.30-S Pemberontakan PKI) yang diterbitkan oleh Sekneg pada tahun 1994, bahwa pertentangan di dalam tubuh SI mencapai puncaknya pada Kongres Nasional VI SI bulan Oktober 1921 di Surabaya. Fraksi komunis yang dipimpin oleh Semaun dan Tan Malaka berusaha mengendalikan dan menguasai jalannya Kongres,... tapi usaha mereka ini ditentang oleh seorang tokoh SI, H.Agus Salim. H. Agus Salim menjawab semua argumen Semaun dan Tan Malaka dengan mengatakan bahwa, "Nabi Muhammad SAW sudah mengajarkan sosialisme sejak seribu dua ratus tahun sebelum Karl Marx" (hal: 11). Sangat sayang, H. Agus Salim tidak menjelaskan isi ajaran Sosialisme yang diberikan Nabi Muhammad tsb dan juga tidak menjelaskan mengapa setelah 14 abad lamanya, ajaran sosialisme yang diajarkan Nabi Muhammad itu belum membumi. Ajaran sosialisme dari Nabi Muhammad tsb tentu bersumber dari dari Al Quran. Marilah kita kaji ayat-ayat yang terdapat dalam Al Quran dan tanggapan sementara tokoh-tokoh agama Islam terhadap sosialisme yang diajarkan Nabi Muhammad. KONSEP KEADILAN KOLEKTIF Islam pada dasarnya merupakan agama pembebasan, ujar Mansour Fakih dalam tulisannya "Mencari Teologi untuk Kaum Tertindas". Seperti diketahui di Mekkah pada zaman Nabi lahir, adalah salah satu pusat perdagangan dan transaksi komersial internasional. Keadaan ini melahirkan Mekkah menjadi pusat kapitalisme, yakni terbentuk karena proses korporasi antar suku, yang menguasai dan memonopoli perdagangan kawasan Bizantium. Watak kapitalisme yang mengakumulasikan kapital dan memutarnya demi keuntungan yang lebih besar ini, berjalan melawan norma suku-suku di Semenanjung Arab pada saat itu. Akibat dari budaya kapitalisme tsb, lahirlah ketimpangan dan kesenjangan sosial di Mekkah, yakni semakin melebarnya jurang antara si kaya dan si miskin. Dalam konteks inilah sesungguhnya Muhammad lahir. Dengan demikian jelaslah kiranya bahwa perlawanan terhadap Muhammad oleh kaum kapitalis Mekkah, sebenarnya lebih karena ketakutan terhadap doktrin egalitarian yang dibawakan oleh Muhammad. Oleh karena itu persoalan yang timbul antara kelompok elite Mekkah dan Muhammad sebenarnya, bukan seperti yang banyak diduga umat Islam, yakni hanya persoalan "keyakinan agama", akan tetapi lebih bersumber pada ketakutan terhadap konsekuensi sosial ekonomi, dari doktrin Muhammad yang melawan segala bentuk dominasi ekonomi, pemusatan dan monopoli harta. Dalam kaitan ini sesungguhnya misi utama Muhammad adalah dalam rangka membebaskan masyarakat dari segala bentuk penindasan dan ketidak adilan. Dalam perspektif teologi kaum tertindas, ujar Mansour Fakih, peran seorang Rasul seperti Muhammad, Isa dan yang lain adalah sebagai seorang pembebas kaum tertindas. Musa, misalnya, sebagaimana Muhammad juga, tugas utamanya adalah membebaskan bangsa Israil dari penindasan dan eksploitasi yang dilakukan Firaun. Watak dari teologi pembebasan untuk kaum tertindas ini, selanjutnya juga telah dikembangkan oleh kelompok Khawarij. Merekalah yang pertama-tama dalam sejarah Islam mengembangkan doktrin demokrasi dan sosialisme agama. Kebangkitan gerakan Khawarij juga dilatar belakangi oleh fenomena kontradiksi ekonomi yang muncul dalam bentuk persoalan kepemimpinan dan masyarakat. Kontradiksi ini melahirkan kelompok Khawarij, suatu aliran yang menekankan pada konsep keadilan kolektif. Konsep keadilan kolektif inilah yang jadi asal muasal pandangan sosialistis dalam Islam (hal: 172-173, dalam buku "Refleksi Pembaharuan Pemikiran Islam", 1989) Sosialisme yang diajarkan Nabi Muhammad tsb tentu adalah sosialisme yang hendak membebaskan kaum tertindas dan menjadikan kaum tertindas tsb sebagai pemimpin di bumi dan itu adalah tingkat rendah dari masyarakat Tauhidi (ummat yang satu, tanpa kelas-kelas). SOSIALISME DALAM AL QURAN Ajaran-ajaran sosialisme dari Nabi Muhammad SAW tentu berdasarkan ayat-ayat yang terdapat dalam Al Quran. AL Quran cukup jelas mengutuk orang-orang yang menumpuk-numpuk harta, hendak menjadikan kaum tertindas dan miskin (mustadhafin) menjadikan pemimpin di bumi dan mewarisi bumi, guna menuju ummat yang satu (tauhidi). Marilah kita cermati ayat-ayat tsb. a. TERKUTUKLAH ORANG-ORANG YANG MENUMPUK-NUMPUK HARTA Bahwa Islam menentang sistem kapitalisme cukup gamblang diwakili oleh Surat al Humazah ayat 1-4. Dimana dikatakan: Celakalah, azablah untuk tiap-tiap orang pengumpat dan pencela. Yang menumpuk-numpuk harta benda dan menghitung-hitungnya. Ia mengira, bahwa hartanya itu akan mengekalkannya (buat hidup di dunia). Tidak, sekali-kali tidak, sesungguhnya dia akan ditempatkan ke dalam neraka (hutamah).Menjadi pertanyaan: dari mana mereka peroleh harta yang mereka tumpuk-tumpuk tsb? Tentu tidak hanya dari hasil keringatnya sendiri, melainkan juga dari hasil keringat orang lain, dengan melalui berbagai cara yang tidak halal. Padahal surat Al Baqarah ayat 188 dengan tegas mengatakan: "Janganlah sebagian kamu memakan harta orang lain dengan yang batil (tiada hak) dan (jangan) kamu bawa kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebagian dari harta orang dengan berdosa, sedang kamu mengetahuinya". Juga cukup jelas surat Al An'am ayat 145 mengatakan haram memakan darah yang mengalir. Haram memakan darah yang mengalir itu bukan hanya secara harfiah, misalnya melukai sebagian kulit seseorang kemudian dihirup darahnya yang mengalir di tempat yang dilukai tsb, tetapi yang lebih mendalam ialah menghisap atau memeras tenaga kerja orang lain untuk keuntungan dirinya. Seperti yang dilakukan kaum kapitalis terhadap kaum buruhnya. Kaum buruhnya tidak akan bisa diperas atau dihisapnya, sekiranya darahnya tidak-mengalir lagi dalam tubuhnya. Jadi, menghisap tenaga kerja kaum buruh, adalah sama dengan memakan darah yang mengalir dalam tubuh kaum buruh tsb. Menurut HOS Tjokroaminoto melalui bukunya "Islam dan Sosialisme" yang ditulisnya pada bulan November 1924 di Maitarat, bahwa menghisap keringatnya orang-orang yang bekerja, memakan hasil pekerjaan lain orang, tidak memberikan bagian keuntungan yang mestinya (dengan seharusnya) menjadi bahagian lain orang yang turut bekerja mengeluarkan keuntungan --semua perbuatan yang serupa itu (oleh Karl Marx disebut memakan keuntungan "meerwaarde" (nilai lebih -pen) adalah dilarang dengan sekeras-kerasnya oleh agama Islam, karena itulah perbuatan "riba" belaka. Dengan begitu maka nyatalah agama Islam memerangi kapitalisme sampai pada "akarnya", membunuh kapitalisme mulai dari pada benihnya. Oleh karena pertama-tama sekali yang menjadi dasarnya kapitalisme, yaitu memakan keuntungan meerwaarde sepanjang fahamnya Karl Marx dan "memakan riba", sepanjang fahamnya Islam (hal: 17). b. YANG TERTINDAS HENDAK DIJADIKAN PEMIMPIN Bahwa agama Islam itu adalah agama pembebasan bagi kaum tertindas dan miskin,jelas sekali dikemukakan surat Al Qashash ayat 5 dan 6 yang berbunyi: "Dan kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas (mustadhafin atau dhuafa) di bumi dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi bumi. Dan kami tegakkan kedudukan mereka di bumi."Dari ayat ini jelas sekali bahwa Tuhan secara terbuka memihak kepada kaum mustadhafin dalam perjuangannya melawan kaum mustakbirin (para tiran, angkuh dan kaya). Tuhan tidak bersikap netral dalam pertentangan antara kaum tertindas melawan kaum penindas. Bila kaum mustadhafin sudah menjadi pemimpin di bumi, maka tentu telah tertutup jalan bagi kaum mustakbirin melakukan penindasan lagi terhadap kaum Mustadhafin dan itulah Sosialisme Islam. Menurut Asghar Ali Engineer melalui bukunya "Islam dan Pembebasan" bahwa pertarungan antara mustadhafin dan mustakbirin itu akan terus berlangsung, hingga Din Allah yang berbasis pada Tauhid menyatakan semua rakyat (tanpa perbedaan lagi antara mustadhafin dan mustakbirin, orang-orang yang menindas dan orang-orang yang tertindas, kaya dan miskin) sehingga menjadi suatu masyarakat "tanpa kelas". Dari perspektif ini jelaslah bahwa Al Quran menghadirkan suatu teologi pembebas dan dengan demikian membuat teologi yang sebelumnya mengabdi kepada kelompok penguasa yang eksploitatif menjadi teologi pembebasan. Sayangnya, Islam dalam fase-fase berikutnya, justru mendukung kemapanan itu. Tugas generasi baru Islam lah untuk merekonstruksi lagi teologi Islam revolusioner transformatif dan membebaskan itu (hal: l4). Penilaian Asghar Ali Engineer yang terakhir ini sejalan dengan penilaian Ulil Abshar Abdallah melalui bukunya "Membakar Rumah Tuhan". Menurut Ulil Abshar Abdallah bahwa persis hal ini dengan apa yang terjadi pada agama Islam: semula menjadi agama emansipatoris yang membawa aspirasi pembebasan dan perubahan, sekarang menjadi agama yang diperalat guna melegitimasi suatu tatanan (status quo) (1999, hal: 44). c. MASYARAKAT TAUHIDI, TANPA KELAS-KELAS Cukup jelas Tuhan melalui surat Al Mukminun ayat 52 mengatakan: "Sesungguhnya ini, ummat kamu, ummat yang satu dan Aku Tuhanmu, sebab itu takutlah kepada Ku. "Menurut Mansour Fakih dalam tulisannya "Mencari Teologi untuk Kaum Tertindas", bahwa doktrin tauhid adalah tema pokok setiap teologi dalam Islam. Tauhid dalam teologi pembaharuan, berkisar sekitar ke-Esaan Tuhan, dengan penolakan terhadap penafsiran terhadap Tuhan. Tauhid dalam perspektif "teologi kaum tertindas" lebih ditekankan kepada keesaan ummat manusia. Dengan kata lain doktrin Tauhid menolak segenap bentuk diskriminasi dalam bentuk warna kulit, kasta ataupun kelas. Konsep masyarakat Tauhidi adalah suatu konsep penciptaan masyarakat tanpa kelas (hal: 173). Dalam masyarakat Tauhidi ini, ummat benar-benar satu, tidak dibedakan lagi karena kedudukan sosial, karena jenis kelamin, karena warna kulit dsb. Dan itu adalah sama dengan masyarakat komunis. Masyarakat Tauhidi ini, adalah tingkat yang lebih tinggi dari masyarakat yang dijanjikan Tuhan: "Akan menjadikan kaum mustadhafin menjadi pemimpin di bumi dan mewarisi bumi." Untuk bisa membuminya isi surat Al Qashash ayat 5-6 sebagai langkah awal menuju masyarakat Tauhidi (ummat yang satu), maka kaum mustadhafinharus mengamalkan Surat Al Ra'du ayat 11, yang berbunyi: "Sesungguhnya Allah tiada mengubah keadaan suatu kaum, kecuali jika mereka mengubah keadaan diri mereka. "Menurut petunjuk Al Quran tsb, bila kaum Mustadhafin (tertindas dan miskin) tidak mengubah keadaan diri mereka, tidak berjuang melepaskan belenggu yang dililitkan mustakbirin di leher dan di kakinya, maka mereka tetap akan tertindas dan miskin. Kaum mustadhafin tidak akan berubah keadaannya, bila mereka hanya mengharap belas kasihan kaum mustakbirin. Kaum mustakbirin tidak akan dengan sukarela melepaskan belenggu yang mereka pasungkan pada leher dan kaki mustadhafin. Perjuangan melepaskan belenggu dari tubuh kaum mustadhafin adalah perjuangan kelas dalam bahasa Karl Marx, "usaha kaum" dalam bahasa Ar Ra'du ayat 11.Malahan supaya kaum mustadhafin ini bisa bebas dari penindasan, Tuhan memperingatkan ummat Islam melalui surat An Nisa ayat 75: "Mengapa kamu tiada mau berperang di jalan Allah dan (membela) orany-orang yang lemah baik laki-laki, perempuan-perempuan, dan kanak-kanak yang semuanya berdoa: "Ya, Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri yang zalim penduduknya dan berilah kami perlindungan dari sisiMu, dan berilah kami penolong dari sisiMu". Dengan demikian jelas bahwa berjuang (berperang) diizinkan Al Quran untuk mengakhiri kezaliman dan untuk melindungi orang-orang yang lemah dari penindasan orang-orang kuat. Al Quran tidak mengizinkan berperang untuk memaksa seseorang memeluk agama Islam. Hal itu dengan tegas telah dikatakan Tuhan: "La ikraha fi al Din" (tidak ada paksaan dalam agama). Malah surat Al Kafirun dengan tegas mengatakan: "Katakanlah hai orang-orang kafir, aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah dan engkau tidak akan menyembah apa yang aku sembah. Bagimu agamamu, dan bagiku agamaku". TITIK PERTEMUAN ISLAM DAN KOMUNISME AK Pringgodigdo SH dalam bukunya "Sejarah Pergerakan Rakyat Indonesia" mengemukakan bahwa H. Misbach, seorang komunis keagamaan 76 tahun yang lalu, di depan Kongres PKI di Bandung pada tanggal 4 Maret 1925 menunjukkan dengan ayat-ayat Al Quran, hal-hal yang bercocokan antara komunisme dan Islam (antaranya, kedua memandang sebagai kewajiban, menghormati hak-hak manusia dan bahwa keduanya berjuang terhadap penindasan) dan diterangkannya juga, bahwa seseorang yang tidak menyetujui dasar-dasar komunis, mustahil ia seorang Islam sejati; dosanya itu adalah lebih besar lagi, kalau orang memakai agama Islam sebagai selimut untuk mengkayakan diri sendiri. Komunisme menghendaki lenyapnya kelas-kelas manusia (hal: 28). Seorang Bung Karno melalui tulisannya "Nasionalisme, Islamisme dan Marxisme" mengatakan: "Kaum Islamis tidak boleh lupa, bahwa kapitalisme musuh marxisme itu, ialah musuh Islamisme pula"; "Islamis yang "fanatik" dan memerangi marxisme, adalah Islamis yang tak kenal larangan-larangan agamanya sendiri"; "Hendaknya kaum itu sama ingat, bahwa pergerakannya itu dengan pergerakan marxis, banyak persesuaian cita-cita, banyaklah persamaan tuntutan-tuntutan" (DBR, hal: 12-15-14). KESIMPULAN H. Agus Salim benar bahwa Nabi Muhammad SAW telah mengajarkan Sosialisme seribu dua ratus tahun sebelum Karl Marx. Karena Manifes Komunis yang terbit pada tahun 1848 adalah hasil studi Karl Mark tentang perkembangan sistem masyarakat sebelumnya. Tentu juga termasuk, baik secara langsung atau tidak, Sosialisme yang diajarkan Nabi Muhammad tsb. Karena tujuan yang hendak dicapai Islam dengan komunis sama-sama masyarakat tanpa kelas (Tauhidi-komunis) dan hal itu akan terwujud melalui tingkatan masyarakat sosialis (mustadhafin menjadi pemimpin di bumi). Masyarakat sosialis baru terwujud atas "usaha kaum" atau perjuangan kelas, maka sudah pada tempatnya kerjasama komunis untuk merebutnya. Hanya saja kaum kapitalis (mustakbirin) berkepentingan mencegah terjadinya kerjasama Islam dan komunis, agar kaum kapitalis tetap dapat berkuasa. Karena Sosialisme adalah ajaran Nabi Muhammad SAW sendiri, maka semestinya setiap yang mengaku Muhammad itu adalah Rasullullah, ia akan memperjuangkan untuk adanya sosialisme itu. Itu sebagai langkah awal untuk membuminya masyarakat Tauhidi di Indonesia. Karena itu terasa aneh, karena dewasa ini di Indonesia, tidak ada satu partai yang memakai bendera Islam yang mengibarkan panji-panji Sosialisme. Malah ada yang menentang Sosialisme. Hal itu sudah disinyalir oleh Ulil Abshar Abdalla bahwa ada orang Islam yang diperalat guna melegitimasi suatu tatanan (status quo). Sesungguhnya orang yang mengaku Islam, tetapi tidak berjuang untuk membumikan masyarakat Tauhidi (ummat yang satu), tentu dipertanyakan keIslamannya: apakah mereka benar-benar pengikut Nabi Muhammad Saw, atau tidak? Jika ya, tentu mereka akan mendukung tegaknya masyarakat Tauhidi tsb. Bila tidak, soalnya menjadi lain. ***

Jumat, 31 Juli 2009

Menjadi Orang NU di Tengah Komunitas Penentang Tradisi NU


Penganut Islam yang dianggap modern dalam prakteknya justru anti kebudayaan. Padahal menghargai
kebudayaan adalah ciri dari kemodernan itu sendiri. Saat berdakwah, mereka dan giat disiarkan di Indonesia, ia
menentang warisan-warisan kebudayaan Jawa seperti slametan, tahlilan, ziarah kubur dan sebagainya yang dituduh
sebagai takahyul, bid'ah dan churafat yang disingkat dengan (TBC) yang diasosiasikan dengan penyakit rakyat yang
berbahaya.
"Bagaiman mungkin saya membiarkan kakek saya yang saya cintai meninggal dengan membiarkan begitu saja, tanpa
saya mendoakan, sebagai ungkapan rasa hormat, rasa haru, rasa cinta terhadap beliau. Tetapi ini dianggap musyrik,
padahal dalam doa dan zikir saya saya tidak menyebut nama kakek, melainkan menyebut asma Allah dan asma Nabi. Di
mana letak musyriknya, karena itu saya tetap melaksanakan amalan peninggalan nenek moyang saya," kata Slamet
belum lama ini.
Hinaan semacam itu dialami oleh keluarga Djarot di Yogyakarta yang semua lingkungannya adalah pengikut
Muhammadiyah Islam modirnis kearaban. Sementara keluarganya menganut Islam ahlussunnah ala NU yang bernuansa
kejawen. Keluarganya ini dianggap orang berpenyakit TBC, sehingga setiap kali bertemu dengan tetanggaanya selalu
ditanya apakah sudah sembuh TBC-nya.
Walaupun penghinaan begitu gencar bahkan terus dilakukan hingga sekarang, komitmen Slamet dan seluruh keluarga
besar Djarot untuk tetap mengamalkan tradisi-tradisi NU tidak bergeser. Karena tradisi-tradisi itu dinilainya bukan hanya
menyangkut soal doktrin tetapi juga soal rasa.
"Kebetulan amalan itu direstui dan dianggap amalan yang soleh oleh NU, maka keluarga saya bisa melakasanakan
ajaran dan falsafah jawa karena mengikuti tradisi NU. Dengan mengikuti tradisi NU Islam saya bisa sesuai dengan kultur
Indonesia dan kultur Jawa khususnya. Bukan kultur Arab. Kita berislam cukup dengan syahadat dan menjalankan rukun
Iman dan Islam. Selebihnya kita cari dan kembangkan dalam lingkungan alam dan tradisi sendiri, tidak harus menjadi
Arab," tambah cucu kiai Sudjak, tokoh NU Yogyakarta generasi Kiai Hasyi Asy’ari itu.
Menurutnya, kita perlu belajar dari kearifan tradisi sendiri, sehingga keberagamaan kita bisa lebih mendalam, lebih tepat
dan lebih ramah. "Kalau kita sudah terpola oleh tradisi Arab ada kecenderungan akan melenyapkan semua yang berbau
non Arab yang dianggap bid’ah dan tidak Islami. Memang dalam kultur Arab ada kecenderungan hegemonic.
Perilaku ini yang akan mendangkalkan keberagamaan kita."
Actor dan sutradara terkenal ini mengatakan, kita berislam tidak lain adalah untuk meningkatkan kualitas kemanusiaan
kita, derngan mencari kesempurnaan hidup.

http://buntetpesantren.org

Rabu, 17 Juni 2009

GOLONGAN TERAKHIR

Pagi itu matahari kembali terbit dari ufuk barat. Terlihat orang-orang berbaju serba putih berjalan beriringan dengan kepala menunduk. Kain dan cadar menutupi kepala mereka. Saat kulihat wajahnya mereka memandangku, dengan wajah yang nampak bersinar mereka tersenyum kepadaku. Aku masih belum mengerti siapakah mereka ?
Namaku RHM-74825. Ya, itulah namaku, aku adalah anggota pasukan Guardian Forces kota New Batavia bagian dari federasi golongan Safeia. Kehidupanku sama seperti kehidupan kelas prajurit dan lainnya di Bumi hampir selalu sama. Sebagai prajurit aku diproduksi oleh pabrik manusia bionik Rehuman Corporation. Sejak dari lahir aku sudah diajarkan bertempur demi membela golonganku Safeia. Peperangan di bumi ini memang salah satu hal yang biasa, hampir tiap hari tiap sudut bumi dipenuhi pertumpahan darah. Semua ini tak lepas dari orang yang dipuja sebagai penguasa dunia Jenderal Dugle yang telah berkuasa selama kurang lebih 400 tahun, ialah yang membuat semua golongan di bumi terpecah, seluruh golongan berperang untuk menjadi golongan terkuat yang menjadi pengabdi utamanya. Aku sendiri bingung mengapa semua orang memujanya bagai dewa, padahal ia terkenal sangat bengis dan kejam.
Sampai ketika aku bertemu mereka, dalam pertempuran dengan pasukan federasi golongan Salbish di Suburbia. Aku terluka dan terpencar dari satuanku, saat itulah orang-orang berbaju putih itu menyelamatkanku.
Mereka membawaku untuk bertemu pemimpin mereka. Pemimpin mereka lalu berbicara empat mata denganku dan lantas menanyaiku,”Sepertinya kau adalah pasukan bionik, siapa namamu dan darimanakah kau berasal?”
“Namaku RHM-74825 aku berasal dari New Batavia”jawabku.”Lalu siapakah kalian dan engkau sendiri tuan?”tanyaku balik.
”Kami adalah golongan Ahlul-Sunnah wal-Jamaah, sedang saya adalah pemimpin golongan ini nama saya Imam Ahmed Abdullah,kami adalah golongan yang menyembah pada Allah Tuhan kami dan mengikuti ajaran nabi kami Muhammad.”jawabnya.
“Jadi kalian tidak mengabdi pada Jenderal Dugle ?”tanyaku kembali
“Tidak, kami hanya mengabdi pada Allah, Tuhan yang pencipta dan penguasa seluruh alam ini. Bagi kami Jenderal Dugle hanyalah perwujudan iblis yang membuat bumi ini berada dalam kegelapan, karena itulah kami menjadi golongan yang terlarang dan terpaksa bersembunyi.”jawabnya.”Bahkan saat ini kamipun tengah menghimpun kekuatan untuk melawan Jenderal Dugle, dengan melawannya kami berharap bumi dapat berada kembali dalam kedamaian.”
Setelah beberapa saat aku berbincang dengan Imam Ahmed, aku diijinkan olehnya untuk tinggal di tempat mereka. Ia juga mengatakan bahwa aku bukanlah sebagai tawanan mereka dan akan diperlakukan dengan layak. Aku tinggal di dalam lingkungan mereka. Disitulah aku merasa ada sesuatu yang lain yang tidak aku dapatkan selama ini. Kehidupan disini terasa sangat damai. Akupun juga merasa akan kebenaran kepercayaan golongan ini, mereka menyembah pada Tuhan yang benar-benar mencipta mereka, bukannya pada orang yang dianggap terkuat dan ditakuti semua orang.
Selama seminggu aku tinggal di tempat mereka. Oleh mereka aku diperlakukan dengan layak seperti janji Imam mereka padaku. Aku memang merasa tenang disini, tapi aku juga merasa khawatir mereka akan membunuhku sewaktu-waktu. Tapi kurasa mereka tidak akan melakukan hal itu setelah kebaikan mereka selama ini. Yang aku lebih takutkan justru bila aku berhasil dilacak keberadaannya oleh markas pusat dan mereka mengirim pasukan untuk menolongku, tentu tempat persembunyian ini akan terbongkar. Aku tidak ingin hal itu terjadi karena aku mulai senang berada disini dan tertarik akan golongan ini
Semakin lama akupun semakin tertarik dengan golongan ini.Dan dengan penuh pertimbangan selama beberapa hari aku tinggal disini,akhirnya aku mengutarakan keinginanku pada Imam Ahmed untuk menjadi bagian dari golongannya di depan golongan lainnya. Dan Imam Ahmed menerimaku dengan senang hati dengan tanpa menghiraukan ucapan dari orang-orangnya yang khawatir aku akan mengkhianati mereka. Memang sepertinya sejak awal Imam Ahmed memang mengetahui ketertarikanku pada golongan ini.
Dan pada akhirnya orang-orang yang menolakku dapat menerimaku dengan ikhlas setelah diberi sedikit penjelasan oleh Imam Ahmed. Lalu setelah itu di depan mereka aku mengucapkan sumpah untuk mengakui bahwa tidak ada apapun yang kusembah selain Allah dan mengakui Muhammad Adalah utusan Allah. Dengan begitu aku telah menjadi golongan ini, Imam Ahmed lalu memberiku sebuah kitab suci yang menjadi peganganku dalam hidup, aku juga mengikuti kegiatan mereka untuk berdoa lima kali sehari. Bahkan oleh mereka aku diberi nama baru, kini namaku bukan RHM-74825 tapi Rohim.
Namun semua itu tidak berlangsung lama. Hal yang kutakutkan terjadi juga, markas pusat dapat melacak keberadaanku. Mereka kemudian mengirim pasukan bionik dari New Batavia untuk membawaku kembali. Tentu saja itu membuat tempat persembunyian golongan ini terbongkar. Lalu mereka melakukan penyerangan pada tempat persembunyian ini dan menyebabkan beberapa korban. Aku sadar itu adalah kesalahanku, untuk menebus kesalahanku aku berbicara pada Imam Ahmed, “Imam Ahmed semua ini adalah kesalahanku, ijinkanlah aku menebusnya dengan memimpin pertempuran melawan mereka karena akulah yang mereka inginkan dan aku yang mengetahui segala tentang mereka.”
Imam Ahmed sangat mengetahui keberadaaanku, dengan bijaksana iapun berkata padaku,”Tentu saja aku mengijinkanmu untuk memimpin pasukan, aku tahu kau mempunyai jiwa pejuang yang tangguh Rohim. Berjuanglah, belalah golongan ini dengan segenap jiwamu”. Akupun lantas membawa sekitar tiga ratus pasukanku untuk langsung menghadapi musuh yang sudah mengepung tempat kami. Masalahnya senjata yang kami miliki tidak sepadan dengan senjata pasukan bionik itu yang jumlahnya sekitar dua ribu pasukan
Karena itu aku membuat keputusan untuk menggunakan atribut prajuritku dulu lengkap dengan persenjataan dan bom yang kubawa untuk mensabotase basecamp mereka, sedang pasukanku akan menyerang setelah aku mengacaukan basecamp mereka. Tanpa menunggu lama aku segera mendatangi basecamp mereka seperti telah dibebaskan. Seperti biasa setelah sandera dibebaskan akan dibawa ke tempat isolasi, akupun tahu tempat isolasi berada di dekat gudang senjata. Maka setelah aku dibawa mereka ke tempat isolasi aku lalu melakukan aksiku dengan menyerang beberapa penjaga dan menuju gudang senjata dan mengambil beberapa bom dan meledakkannya.
Saat itulah pasukanku mengambil senjata di gudang senjata dan menyerang. Para pasukan bionik kewalahan menghadapi serangan mendadak itu. Akupun kagum dengan semangat pasukanku yang sangat menggebu. Pertempuran selama sehari itupun berhasil kami menangkan walaupun kami kalah jumlah dan senjata.
Setelah pertempuran itu aku semakin dipercaya oleh Imam Ahmed dan para anggota golongan lainnya. Selain itu golongan ini juga menjadi dikenal di dunia sebagai golongan yang menentang kekejaman Jenderal Dugle dan menyuarakan kebenaran. Tetapi kejadian ini juga bisa membuat Jenderal Dugle menjadi marah dan mengerahkan pasukan secara besar-besaran untuk menghancurkan kami.
Malam itu Imam Ahmed berbicara pada kami,”Wahai saudaraku, tempat kita di sini sudah diketahui musuh dan tidak aman bagi kita semua. Untuk itulah kita harus segera mencari tempat baru, tempat itu haruslah dapat kita jadikan tempat untuk menegakkan kebenaran bagi saudara kita yang lain dan juga sebagai tempat kita membangun kekuatan menghadapi kekuatan iblis Jenderal Dugle.”
“Lalu akan dimanakah tempat itu wahai Imam?” tanyaku. Imam pun lalu menjawabku, “Baiklah, setelah pertempuran kemarin aku mendapat kabar bahwa ternyata ada sebuah pasukan berbendera hitam di Khurasan, mereka adalah masyarakat yang segolongan dengan kita, disanalah tempat baru kita. Mereka sangat menunggu kedatanganku sebagai Imam mereka untuk menghadapi kekejaman Jenderal Dugle.”
Mendengar penjelasan Imam Ahmed itu, kami langsung bersiap untuk menuju ke Khurasan. Kepergian kami ke Khurasan bisa sangat berbahaya, agar kepergian kami tidak diketahui oleh kaki-tangan Jenderal Dugle, kami menuju ke sana dengan diam-diam dan bergelombang.
Aku turut dalam rombongan terakhir menuju Khurasan bersama Imam Ahmed. Ketika aku sampai di tujuan bersama rombongan, orang-orang yang berbendera hitam langsung menyambut kami. Aku cukup takjub dengan banyaknya pengikut Imam Ahmed di sini. “Ternyata banyak juga saudara kita di sini Imam.” kataku padanya. “Memang, akupun juga tidak menyangka apa yang dikisahkan tentang pasukan berbendera hitam yang akan mendukung perjuangan melawan Jenderal Dugle ternyata benar adanya.” tandasnya.
Segera setelah tiba di Khurasan kami langsung menghimpun kekuatan untuk melakukan perlawanan terhadap Jenderal Dugle dengan mengadakan pertemuan. Di situlah Imam Ahmed mempercayaiku untuk menjadi panglima pasukannya. Kepercayaan itu tentunya akan kugunakan sepenuhnya untuk memimpin pasukan melawan Jenderal Dugle dengan sepenuh jiwaku. disamping itu kami juga banyak mendapatkan bantuan pasukan dan senjata dari banyak orang yang mendukung perjuangan kami melawan Jenderal Dugle, sehingga jumlah pasukan kami menjadi semakin banyak sekitar lima ratus ribu pasukan siap untuk bertempur.
Setelah jumlah pasukan dan persenjataan kami cukup lengkap, kami bersiap untuk melakukan penyerangan ke pusat kekuasaan Jenderal Dugle di Jerusalem. Jenderal Dugle ternyata juga mengetahui akan kekuatan kami, entah bagaimana caranya ia dengan mudah membuat golongan-golongan pengabdinya yang saling berperang menjadi bersatu padu untuk menghadapi kami.
Di hari yang menentukan itu aku bersama Imam Ahmed memimpin pasukan menuju ke Jerusalem. Saat perjalanan kami langsung dihadang pasukan Jenderal Dugle. Pertempuran hebat pun tak mampu dihindarkan, Pasukan kami bertempur dengan pekikan mati syahid atau hidup mulia. Pertempuran terus terjadi di sepanjang perjalanan kami menuju Jerusalem. Walaupun disertai semangat yang hebat, pasukan kami semakin lama semakin berkurang.
Hingga saat rombongan melintasi kota Damaskus, kami juga dihadang oleh banyak musuh.Tetapi kini jumlah pasukan kami menipis, dari sekitar lima ribu pasukan kini hanya tinggal sekitar seratusan pasukan saja. Kedatangan kami pun langsung disambut dengan serbuan terhadap kami sehingga banyak pasukan sisa kami tewas. Setelah hanya tinggal aku dan Imam Ahmed, serangan itu ternyata berhenti. Pasukan-pasukan yang menyerang kami tadi entah mengapa menghilang di balik kabut.
“Akhirnya kau datang juga menemuiku, Imam.” terdengar suara dari kegelapan kabut. Sumber suara itu mendekat dan dari situ muncullah sesosok orang yang perawakannya menakutkan. Itulah Jenderal Dugle yang langsung berhadapan dengan kami. “Aku memang sengaja membiarkan kau dan pasukan pengkhianat ini hidup untuk menghadapiku langsung.”katanya lagi. “Untuk itu ayolah kita selesaikan saja pertarungan ini antara kita”iapun menantang.
“Sebelum kau melawan Imam Ahmed langkahi dulu mayatku”sahutku, entah mengapa keberanianku untuk melindungi Imam Ahmed muncul dan aku langsung melakukan serangan pada Jenderal Dugle, tapi hanya dengan pandangan matanya yang merah itu Jenderal Dugle mengalahkanku dengan mudah sambil menyeruak, “Dasar pengkhianat tengik kau bukan tandinganku.”
Akhirnya pertarungan tak seimbang pun terjadi antara Imam Ahmed dan Jenderal Dugle, aku tidak bisa berbuat apa-apa untuk membantu Imam Ahmed karena aku sudah tak berdaya. Jenderal Dugle seperti hanya bermain-main melawan Imam Ahmed, sedang Imam Ahmed susah payah terus bertahan dengan keyakinan kekuatan Allah akan menolongnya.
Sampai ketika Jenderal Dugle ingin segera memenangi pertempuran itu, ia bersiap memenggal kepala Imam Ahmed dengan pedangnya. Namun, seberkas cahaya tiba-tiba muncul dari langit yang gelap. Cahaya itu menuju Abbiad Tower, gedung tertinggi di Damaskus. Dan dari puncak gedung itulah muncul sesosok manusia berjubah merah dan membawa tongkat. Ia lalu turun dari puncak gedung menuju ke arah kami dengan terbang bagaikan berpegangan pada sayap malaikat. Dengan tongkatnya itu ia menusuk dada Jenderal Dugle yang masih terpana.
Dan Jenderal Dugle langsung tewas seketika. Dengan begitu berakhirlah masa kekejaman Jenderal Dugle di bumi ini. Tapi aku masih bingung siapakah orang yang menolong kami tadi. Imam Ahmed mengerti kebingunganku, iapun bercerita padaku, “Kau tahu ia adalah nabi Isa Al-masih, dalam berbagai hadis beliau belum mati dan mempunyai tugas di akhir zaman untuk membunuh kejahatan di muka bumi yaitu Dajjal yang kau ketahui sebagai Jenderal Dugle.”
Setelah aku mendengarkan penjelasan Imam Ahmed tadi, orang misterius itu kembali terbang meninggalkan kami sambil tersenyum pada kami. “Apakah kini tugasnya sudah selesai sehingga ia kembali ke langit, Imam? ” tanyaku. “Tidak, beliau belum akan kembali ke langit, beliau akan tetap ada di bumi untuk meluruskan iman dan menegakkan Islam di muka bumi bersama dengan Imam Mahdi”. “Dan siapakah Imam Mahdi tersebut ? “tanyaku lagi. Sambil tersenyum Imam Ahmed menjawabku, “Imam Mahdi itu sebenarnya adalah aku, untuk itu marilah kita memperbaiki keadaan bumi hingga nanti datangnya akhir zaman.”
Penjelasan Imam Ahmed itu sangat jelas padaku. kini kami adalah satu –satunya golongan yang harus kembali memperbaiki keadaan di bumi ini. Kami juga harus menegakkan kebenaran agama kami hingga akhir zaman disaat hampir semua manusia sudah lupa akan agama dan Tuhannya . Itu semua karena kami adalah GOLONGAN TERAKHIR.
Wallahu ‘Alam Bishshawaab
SELESAI

Minggu, 14 Juni 2009

TAFSIR MIMPI

Mimpi adalah suatu misteri, bagi sebagian orang mimpi juga merupakan isyarat dari Allah kepada kita. Contohnya adalah nabi Yusuf A.S. yang mempunyai keahlian menafsirkan mimpi sebagai mu'jizatnya. Dibawah ini ada beberapa mimpi yang tafsirannya sudah ditelaah oleh beberapa ulama' pada masa lalu. Perlu diingat penafsiran mimpi2 ini adalah sebagai isyarat Allah kepada orang-orang yang terpilih bukan sebagai ramalan dan belum tentu berlaku bagi kita. Tetapi ada Mimpi yang tidak ada alamatnya yaitu Mimpi apa yang diangan-angan pada waktu siangnya/ bangunnya dan Mimpi orang dalam keadaan junub atau mimpi junub (mimpi basah), karena itu bersamaan dengan pekerjaan setan

Bila ingin mendapat mimpi yang bagus disarankan mengambil wudhu sebelum tidur, membaca Alfatihah, Alikhlash, Alfalak, surat Annas(kalo perlu ucapkan kata “Anas ganteng” 7x, yoralah!) lalu membaca: Subhanallahi wal hamdulillahi wa laailahailallahu wallahu akbar wa laa haula walaa quwwata illa billahil ‘aliyyil’azhiim. Allahuma shalli ‘ala sayyidina Muhammadin wa’ala alihi wa shahbihi wa salim. Allahumaghfirli dzunubi waliwalidayya warhamhuma kama rabbayani saghira wa lijami’il muslimina wal muslimati wal mu’minina wal mu’minati al-ahya’i minhum wal amwat

Berikut adalah beberapa tafsiran mimpi

  1. Mimpi melihat Allah dengan tidak dapat dibayangkan atau digambarkan, alamat yang direncanakan berhasil atau memperoleh derajat wali Allah dan mendapat kebahagiaan dunia akhirat
  2. Mimpi bertemu Nabi Muhammad, alamat akan mendapat anugrah dunia dan akhirat
  3. Mimpi bertamu Nabi Adam, nabi-nabi lain, atau arsy, kursi, surga atau bidadari, alamat akan bertambah kebajikan, kemuliaan dan apa yang dicita-citakan akan tercapai
  4. Mimpi melihat neraka, alamat banyak dosanya kepada Allah atau akan mendapat fitnah
  5. Mimpi melihat jembatan Shiratal Mustaqim, alamat apa yang direncanakan berhasil & benar
  6. Mimpi melihat lauhul mahfud, alamat menjadi ahli membaca Alqur’an dan bila ingin menghafal akan cepat hafal
  7. Mimpi melihat khulafaur rasyidin atau sahabat rasul lainnya, alamat bila menuntut ilmu lekas tercapai
  8. Mimpi melihat hari kiamat, alamat terhindar dari marabahaya
  9. Mimpi naik ke angkasa, alamat akan mendapat kegembiraan dan tambah rezeki
  10. Mimpi dipukuli, alamat akan diberi harta orang lain, jika sampai berdarah, alamat akan keturunan harta
  11. Mimpi digantung atau diikat, alamat akan terhindar dari kesalahan
  12. Mimpi dirantai badannya, alamat jelek budinya dan banyak dibenci orang
  13. Mimpi dibunuh, alamat akan kembali ke kampung halaman, atau kembali pada yang dulu ditinggalkan
  14. Mimpi melihat anak, alamat akan kawin, atau dalam usia muda akan punya anak
  15. Mimpi kawin, alamat akan mendapat pekerjaan
  16. Mimpi minum minuman keras, alamat akan mendapat harta subhat (meragukan halalnya)
  17. Mimpi berbicara dengan orang mati, alamat yang dikerjakannya sia-sia
  18. Mimpi makan nasi dengan gula atau minyak,alamat akan mendapatkan harta
  19. Mimpi melihat air laut atau air sungai menjadi kotor/najis, alamat mendapat rizki atau mendapat suami/istri yang kaya
  20. Mimpi badannya kena kotoran, alamat berteman dengan orang yang yang maksiat
  21. Mimpi meloncat ke sungai, alamat sudah dekat ajalnya
  22. Mimpi berenang dalam sungai, alamat yang direncanakan tidak berhasil
  23. Mimpi melihat air kolam tumpah, alamat akan memperoleh ilmu
  24. Mimpi minum air sungai jernih, alamat terhindar dari prasangka-prasangka dan fitnah
  25. Mimpi minum air sungai, alamat mendapat ilmu yang bagus
  26. Mimpi mandi, alamat akan bebas dari marabahaya dunia akhirat jika bersedekah kepada fakir miskin
  27. Mimpi hujan batu, alamat akan mendapat harta halal
  28. Mimpi ada keributan besar, alamat akan akan mendapat bala’ karena ucapannya sendiri, dapat ditangkal dengan doa dan sedekah
  29. Mimpi ada angin puyuh, alamat akan hilang penyakit dengan syarat mandi wajib, sedekah dan doa
  30. Mimpi hujan deras atau angin ribut, alamat akan mendapat musuh
  31. Mimpi mendengar suara gemuruh atau petir, alamat akan menghadapi bahaya
  32. Mimpi badan diliputi kabut atau awan putih, alamat akan mengumpulkan harta banyak
  33. Mimpi binatang turun ke rumah, alamat akan mendapat anak, rezeki, dan bayak orang yang merasa sayang
  34. Mimpi melihat matahari kembar, alamat akan ada musuh dari kalangannya sendiri atau ada pengkhianat
  35. Mimpi melihat matahari, alamat ada pemimpin yang hilang atau negara sedang dalam keadaan rusak
  36. Mimpi melihat matahari atau bintang turun ke rumahnya, alamat akan mendapat kebaikan, jika yang bermimpi seorang perempuan yang belum punya anak, maka akan mendapat anak dan kebahagiaan dunia dan akhirat
  37. Mimpi melihat matahari dan bulan bersujud, alamat mendapat pekerjaan, anak saleh, dan kebahagiaan dunia akhirat
  38. Mimpi melihat laki-laki lebih banyak dari perempuan, alamat tempat tersebut akan mendapat kebagusan
  39. Mimpi melihat anak lebih banyak dari orangtua atau orang tua menjadi anak kecil, alamat akan banyak kesenangan
  40. Mimpi melihat dalam kubur banyak orag, alamat akan terjadi kekacauan

Senin, 08 Juni 2009

Dangdut di Hong Kong (dicopy-paste seperlunya dari catatann facebook Deka Goberelly dengan judul yang sama)

Kesan pertama aku sangat bangga karena musik Indonesia berhasil menginjak negara mereka. wah asik juga " Hongkong bergoyang" coy , cihuy aseeekkkk. itung2 juga sapa tau bisa mengaharumkan nama bangsa lewat kesenian dirisendiri. TAPI TERNYATA setelah melihat video nya . . . . . . . . wah apa mau dikata . . . . .ga bisa ngomong apa2 . rasane isin tenan rangapus i "inilah indonesia di mata dunia??"

http://www.youtube.com/watch?v=UxTdrodgPNM&feature=PlayList&p=6CF9000EFB0553AA&index=4


melihat komen2 nya dari users lainnya membuat kemaluan saya menjadi lebih besar 4x lipat dari sebelum nya. memalukan sekali. tapi tidak tahu pendapat kalian gimana silahkan anda menjadi saksi sendiri. terimakasih dan mohon maaf jika ada kata yang kurang berkenan, hanya untuk humor belaka, dan semoga aku bukan termasuk orang yang melampaui batas. amin

TAPI BENTAR

BAGAIMANA KALO YANG INI

http://www.youtube.com/watch?v=dbSqjI5y_4w

sangat berbeda bukan?


NB. belum pasti kebenarannya

Senin, 25 Mei 2009

Forum Santri Haramkan Friendster dan Facebook

Diambil dari :http://regional.kompas.com/read/xml/2009/05/22/19412039/forum.santri.haramkan.friendster.dan.facebook

KEDIRI, KOMPAS.com - Forum Musyawarah Pondok Pesantren Putri (FMPP) se-Jawa Timur mengharamkan penggunaan jejaring sosial seperti "friendster" dan "facebook" yang berlebihan.

"Berlebihan itu antara lain jika penggunaannya  menjurus pada perbuatan mesum, dan yang tidak bermanfaat," kata Humas FMPP, Nabil Harun di Kediri Jawa Timur Jumat.

Ia mengatakan, penggunaan forum jejaring sosial, seperti, "friendster", "facebook", maupun media komunikasi lainnya, seperti "audio call", "video call", SMS, 3G yang diperbolehkan adalah yang membawa manfaat, seperti dagang, "khitbah" (lamaran), jual-beli, maupun dakwah.

Nabil mengatakan penggunaan jejaring tersebut sudah mengarah pada perilaku mesum, terlihat dari berbagai gambar dan tulisan yang terpampang. 

Nabil mengungkapkan, pengambilan kebijakan mengharamkan penggunaan "facebook" berlebihan itu didasarkan pada Kitab Suci dan Hadis, di antaranya kitab "Bariqah Mahmudiyyah" vol. IV hal. 7, Ihya "Ulumuddin" vol. III hal. 99, "I`anatut Thalibin" vol. III hal. 260, serta beberapa landasan kitab lainnya.

"Dalam mengambil kebijakan, kami tidak main-main, karena kami juga berdasakan kitab dan Quran," katanya.

Ia juga menjelaskan pengambilan keputusan tersebut berbeda dengan pengambilan keputusan lembaga lainnya yang juga mengadakan "bahtsul masail" dan biasanya dilakukan dengan suara terbanyak.

"Sementara keputusan forum tersebut dengan kata musyawarah mufakat. Jika memang tidak ada keputusan, akan dibahas di forum tertinggi," katanya mengungkapkan.

Dalam pengambilan keputusan tersebut, Nabil menjelaskan, forum selalu diawasi dengan perumus, yang dilanjutkan dilanjutkan dengan keputusan "musyahih" (untuk mensahkan).

Forum Musyawarah Pondok Pesantren Putri (FMPP) se-Jawa Timur XI di Pondok Pesantren Putri Hidayatul Mubtadi-aat Lirboyo, Kota Kediri tersebut, diikuti sekitar 700 santri.

Dalam forum tersebut dibahas sebanyak delapan hal, mulai dari  jejaring sosial, pro kontra Ponari, dilema perempuan di masa "iddah" (menunggu setelah suami meninggal), dan beberapa bahan lainnya.

Hadir dalam kegiatan tersebut, para perumus dan musyahih, di antaranya K.H. Atoillah S. Anwar dari Lirboyo, Kediri, K.H. Abdul Muid dari Robithoh Maahid Islamiyah (RMI), K.H. Sunandi dari Banyuwangi, serta beberapa kiai lainnya.



Sumber : Antara